Potret Kehidupan Tokoh Utama dalam Novel Pada Senja Yang Membawamu Pergi Karya Boy Candra
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesustraan adalah sebuah karya sastra kreatif yang
mengandung maksud dan tujuan pengarangnya. Sebuah karya sastra tidak berarti
hanya memiliki ide, teori ataupun sistem pemikiran, akan tetapi pada sebuah
karya sastra mengandung ide-ide dan sistem–sistem pemikiran ( Grace, 1956:6).
Dengan kata lain, sebuah karya sastra mengandung bermacam ide, teori dan sistem
pemikiran. Keseluruhan aspek ini berasal dari pengarangnya yang mempunyai peran
penting dalam menggunakan ide–ide kreatif yang dituangkan dalam karya–karya
mereka.
Karya sastra pada hakikatnya adalah
replika kehidupan nyata. Walaupun berbentuk fiksi, misalnya cerpen, novel, dan
drama, persoalan yang disodorkan oleh pengarang tak terlepas dari pengalaman
kehidupan nyata sehari-hari. Hanya saja dalam penyampaiannya, pengarang sering
mengemasnya dengan gaya yang berbeda-beda dan syarat pesan moral bagi kehidupan
manusia (Abdurrahman, 2003: 2). Menurut Jabrohim (2003: 59), karya sastra lahir
di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya
terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya.Pendapat tersebut mengandung
implikasi bahwa karya sastra (terutama cerpen, novel, dan drama) dapat menjadi
potret kehidupan melalui tokoh-tokoh ceritanya.
Sastra merupakan tulisan yang bernilai
estetik, karya sastra bersifat imajinatif atau fiktif yaitu suatu cerita rekaan
yang berangkat dari daya khayal kreatif. Teks sastra merupakan karya yang amat
kompleks, karena sastra juga merupakan kehidupan manusia dengan berbagai macam
dimensi yang ada. Karena itu mempelajari teks sastra secara sistematik,
penelaah sastra tidak saja dituntut untuk menguasai teori sastra melainkan juga
disiplin ilmu yang lain, seperti filsafat, sosiologi, psikologi, agama, politik
(Fananie, 2000: 2-3).
Sebagai karya kreatif sastra harus mampu
melahirkan suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan
manusia (Semi,1988: 8). Karya sastra merupakan salah satu hasil seni. Ada lagi
yang menyebut sebagai suatu karya fiksi. Fiksi sering pula disebut cerita
rekaan ialah cerita dalam prosa, merupakan hasil olahan pengarang berdasarkan
pandangan, tafsiran, dan penilaiannya tentang peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi
atau pun pengolahan tentang peristiwa-peristiwa yang hanya berlangsung dalam
khayalannya (Semi, 1988: 31). Pendapat lain dikemukakan oleh Stanton (2007: 17)
yang menjelaskan bahwa fiksi adalah kehidupan, sedangkan kehidupan adalah
permainan yang paling menarik. Membaca fiksi yang bagus ibarat memainkan
permainan yang tinggi tingkat kesulitannya dan bukannya seperti memainkan
permainan sepele tempat para pemain menggampangkan atau bahkan mengabaikan
peraturan yang ada. Artinya, pada waktu kita membaca sebuah fiksi membutuhkan
interpretasi yang tinggi untuk bisa menangkap apa yang ingin disampaikan oleh
pengarang dalam cerita tersebut. Bentuk karya fiksi yang terkenal dewasa ini
adalah novel. Novel mengungkapkan suatu konsentrasi kehidupan pada suatu saat
yang tegang, dan pemusatan kehidupan yang tegas (Semi, 1988: 32).
Novel menyajikan cerita fiksi dalam
bentuk tulisan atau kata-kata, mempunyai unsur intrinsik dan ekstrinsik. Sebuah
novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dengan bermacam-macam
masalah dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesamanya. Seorang pengarang
berusaha semaksimal mungkin mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran
realita kehidupan lewat cerita yang ada dalam novel tersebut. Seperti halnya
cerita dalam novel Pada Senja Yang Membawamu Pergi karya Boy Candra yang
ceritanya mengalir dan terlihat hidup. Novel Pada Senja Yang Membawamu Pergi
merupakan novel yang menarik untuk diteliti karena novel ini memiliki
kelebihan yang terletak pada ceritanya, yakni tentang rasa cinta dan pencapaian
suatu usaha. Novel ini mengangkat tema tentang perilaku manusia yang mengalami
patah hati.
Gian Arianto (Gian) sebagai
tokoh utama mengalami rasa patah hati dengan kekasihnya Kaila yang minta putus
karena merasa ketidak cocokkan selama ini. Konflik batin karena di satu sisi ia
begitu menyayangi Kaila, tetapi di sisi lain ia sedang berusaha menyelesaikan
skripsinya. Ditengah-tengah perjuanganya menyelesaikan skripsi Gian terpaksa
harus merasakan patah hati. Ditambah lagi tekanan orang tua Gian yang
terus-menerus menanyakan perihal kemajuan skripsi, membuat Gian galau, gundah,
dan tidak semangat akibat patah hati. Boy Candra sebagai penulis merupakan
seorang novelis yang sudah mengarang banyak novel dan terkenal. Demikian pula
pelukisan watak yang disandang oleh para tokoh tersebut, sehingga tokoh ini
mencerminkan dan mempunyai kemiripan dengan kehidupan manusia yang sesungguhnya.
Novel Pada Senja Yang Membawamu Pergi ini mampu mengajak pembaca untuk
ikut larut dalam kehidupan yang dialami oleh Yosi sebagai tokoh utama.
Peristiwa atau kejadian yang ada dalam
novel ini diceritakan dengan sejelas mungkin sehingga pembaca tidak sulit untuk
menangkap maksud cerita dalam novel tersebut. Peristiwa-peristiwa yang dialami
oleh tokoh utama, Gian, dalam novel ini tentunya membuat pembaca lebih
mengetahui bahwa jiwa dalam diri seseorang itu mempunyai peranan penting dalam
mewarnai kehidupan. Hal ini sepadan dengan pendapat Walgito (1997: 6 ) yang menyebutkan
bahwa jiwa merupakan unsur kehidupan. Oleh karena, itu tiaptiap makhluk hidup
mempunyai jiwa. Unsur kehidupan ini dibatasi pada manusia saja. Begitu juga
dengan kehidupan yang dialami oleh Yosi dalam novel tentunya dipengaruhi oleh
jiwa.
1.2 Rumusan Masalah
·
Bagaimana kehidupan
tokoh utama setelah mengalami patah hati?
·
Nilai apa yang
terkandung dalam novel?
·
Bagaimana gaya bahasa
dalam novel?
1.3 Tujuan
·
Makalah ini bertujuan
untuk mendeskripsikan bagaimana kehidupan tokoh utama setelah mengalami patah
hati.
·
Agar mengetahui nilai
apa yang terkandung dalam novel, dan
·
Agar mengetahui
bagaimana gaya bahasa dalam novel.
1.4 Manfaat
·
Manfaat makalah ini
yaitu untuk menyelesaikan tugas akhir mata kuliah sosiologi sastra, dan memberikan
masukan dalam pengembangan apresiasi sastra khususnya dalam bidang novel.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Potret Kehidupan
Tokoh Utama
Novel ini bercerita mengenai seorang
mahasiswa tingkat akhir yang bernama Gian Arianto. Dan, juga ketiga sahabatnya
yang digambarkan jelas memiliki watak dan kebiasaan yang berbeda-beda. Ada
Randi, Andre dan Putri. Randi yang digambarkan memiliki sifat playboy, suka
ganti-ganti cewek, dan bermalas-malasan untuk menyelesaikan skripsinya. Andre
digambarkan memiliki sifat yang sangat menyukai game dan paling rajin dalam
mengerjakan tugas kuliah termasuk skripsinya. Satu lagi sahabat perempuan Gian,
Andre, dan Randi yaitu Putri, diantara ketiga laki-laki Putri lah teman mereka
yang mau sahabatan dari jaman masih menjadi mahasiswa baru. Putri digambarkan
sosok yang dewasa, yang sangat peduli dengan ketiga sahabatnya, tak lupa juga
Putri juga yang paling cerdas dalam kuliah.
Di awal cerita, kita sudah disambut
dengan rasa patah hati yang dialami Gian karena kekasihnya Kaila yang minta
putus karena merasa ketidak cocokkan selama ini. Padahal mereka sudah menjalani
hubungan selama 3 tahun. Tetapi Kaila malah memilih meninggalkan Gian di saat
Gian membutuhkan banyak semangat untuk menyelesaikan skripsi, dia harus
terpuruk karena hal tersebut.
Ketika didera hati yang gundah gulana,
Gian masih memiliki tiga sahabat yang begitu menyayanginya, memperhatikan dan
mempedulikannya. Namun, waktu demi waktu, sahabatnya mulai pergi satu per satu,
bukan karena sebuah permusuhan. Melainkan, karena tugas kuliah mereka yang
sudah selesai, alias diwisuda. Putri yang mengawali menyelesaikanya duluan dan
akhirnya dia sidang duluan. Andre lalu menyusul menyelesaikan skripsinya lalu
memutuskan untuk pergi ke Jakarta mencari pekerjaan disana. Rendi yang enggan
menyelesaikan skripsinya dan memutuskan untuk tidak menyelesaikanya. Kemudian Gian
masih berjuang dengan skripsinya yang maju mundur. Hingga akhirnya dia
dipertemukan lagi, oleh sosok gadis pemilik nama Aira. Disini Gian jatuh cinta
pada pandangan pertama. Pengalaman di masa lalu, tidak membuat dia buru-buru
untuk menyatakan cinta pada Aira. Dari sinilah Gian merasa giat kembali untuk mengerjakan
skripsinya yang sempat tertunda akaibat patah hati. Kehadiran Aira sangat
berpenggaruh pada kehidupan Gian dimana Gian lebih bersemangat mengerjakan
skripsinya, dan akhirnya Gian diwisuda. Tapi, karena itu, Gian sempat menyesal
ternyata kebahagiaannya bersama Aira hanya sekejap, karena gadis itu harus
menuntut ilmu di luar Negeri.
Rupanya, Gian tak patah arah, dia terus
berjuang untuk menyelesaikan kuliahnya dan di dalam hati ia terus berkeyakinan
suatu hari cintanya kepada Aira pasti akan dipertemukan. Disaat gian diwisuda
ketiga sahabat Gian datang untuk merayakanya. Betapa bahagianya Gian yang
akhirnya dipertemukan dengan Putri dan Andre yang akhirnya memutuskan untuk
menikah. Rendi juga memutuskan menikah dengan wanita yang sudah memiliki anak.
Kemudian Gian, yang saat ini masih berjuang untuk mempertahankan cintanya
kepada Aira dan karena kecintaan Gian untuk terus mempertahankan bahasa
Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa, maka Gian memutuskan untuk kembali
ke kampung halaman, meneruskan rumah bahasa yang telah dirintis ayahnya untuk
orang sekitar sana.
2.2 Nilai Yang
Terkandung Dalam Novel
Nilai yang terkandung
dalam novel Pada Senja Yang Membawamu Pergi ini ialah nilai sosial dalam hal
percintaan dan nilai persahabatan yang erat. Selain itu dalam novel ini
terdapat nilai kehidupan warga Sumatra, mulai dari bahasa sehari-hari, makanan,
dan tempat wisata yang menjadikan destiminasi pembaca agar mengunjungi.
2.3 Gaya Bahasa Dalam
Novel
Pada Senja Yang
Membawamu Pergi merupakan novel yang banyak digemari remaja saat ini, dimana
novel ini sangat menginspirasi dan memgajarkan pembaca agar tidak terlalu
terpuruk dalam rasa patah hati sehingga membuat sebuah pencapaian harus
tertunda. Banyak makna yang tersirat
Alur cerita yang seakan membuat pembaca masuk dalam cerita, dan gayaa
bahasa yang digunakan penulis yang sarat akan makna keindahan sebuah kalimat
dan mudah dipahami. Maka tidak heran jika banyak quotes atau kalimat sarat
makna yang seringkali muncul dalam novel ini.
BAB
3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan setelah
membaca dan menganalisis novel “Pada Senja Yang Membawamu Pergi” karya Boy
Candra. Hal ini dapat disimpulkan sebagai sebuah novel yang baik, karena
memiliki banyak nilai, yang bisa dijadikan sebagai pembelajaran.
3.2 Saran
Novel ini memberikan
saran agar tidak pernah menyerah terhadap takdir kita, karena itu hanya untuk
membuat diri kita mati. Jadi kita harus berusaha keras dan bersabar untuk
mendapatkan mimpi kita, dan fokus pada pencapaian.
3.3 Daftar Pustaka
Candra,
Boy, 2016 (cetakan pertama), Pada Senja
Yang Membawamu Pergi, Gagas Media
Komentar
Posting Komentar