Artikel Ilmiah: Pemahaman Bahasa Indonesia Yang Kurang Tepat Di Masyarakat



ARTIKEL ILMIAH
PEMAHAMAN BAHASA INDONESIA YANG KURANG TEPAT DI MASYARAKAT

DISUSUN OLEH:
NAILATUL MAFAZAH
(20151110008)
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA



ABSTRAK

Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke perguruan tinggi. Pada dasarnya fungsi bahasa indonesia adalah sebagai alat komunikasi sosial. Aktivitas manusia sebagai anggota masyarakat sangat bergantung pada penggunaan bahasa masyarakat setempat. Gagasan, ide, pikiran, harapan dan keinginan disampaikan malaui bahasa. Bahasa merupakan tanda yang jelas dari kepribadian manusia. Melalui bahasa yang digunakan manusia, maka dapat memahami karakter, keinginan, motif, latar belakang pendidikan, kehidupan sosial, pergaulan dan adat istiadat manusia itu sediri. Meskipun ditetapkan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia tidak serta merta jadi bahasa ibu bagi masyarakatnya. Tidak sedikit orang yang dibesarkan dari keluarga yang dominan menggunakan bahasa daerah. Namun demikian, mereka paham bahasa Indonesia meskipun tidak mesti belajar secara formal terlebih dulu seperti pembelajaran bahasa Inggris di kursus-kursus. Bisa dibilang, yang mempelajari secara baik itu hanya orang asing dan guru bahasa saja. Ternyata, ini punya efek yang jelek ke penggunaan Bahasa Indonesia itu sendiri. Kita jadi sering abai saat berbahasa Indonesia karena merasa sudah bisa dan biasa menggunakannya. Kita suka malas buka kamus saat menemukan kata yang artinya belum diketahui atau diketahui tapi berdasarkan dugaan semata.
Penggunaan bahasa Indonesia sendiri sangatlah digemari oleh masyarakat luar negri namun di Indonesia sendiri masih menggunakan bahasa Indonesia yang asal-asalan yang tidak sesuai EYD ataupun kamus bahasa Indonesia. Mereka berpendapat bahasa Indonesia yang mereka tulis atau mereka lihat sudah mereka anggap itu sudah benar, akan tetapi masih aja ada yang kurang tepat penggunaanya. Tidak ada hal pembenaran bahasa atau penulisan bagi mereka yang melihat bahasa atau penulisan yang kurang tepat, maka hal itu membuat masyarakat luas kurang pemahaman bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kata Kunci: Pemahaman Bahasa Indonesia.

PENDAHULUAN
Mungkin jarang kita sadari bahwa kita beruntung telah di lahirkan di sebuah bangsa dengan keanekaragaman yang luar biasa. Di sekitar kita dapat dengan mudah kita jumpai berbagai keanekaragaman, dan entah kita sadari ataupun tidak kita merupakan bagian dari keanekaragaman itu sendiri. Perbedaan diciptakan Tuhan bukan untuk memecah belah kita, justru semuanya Ia ciptakan agar kita dapat bersatu atas nama perbedaan yang ada diantara kita. Keanekaragaman di bangsa ini, meliputi berbagai hal dan hampir menyeluruh. Suku, ras, budaya, etnis, bahasa, dan adat menjadi sebuah contoh mendasar, seperti apakah keberagaman di bangsa kita ini.
Tidak akan ada persatuan tanpa adanya komunikasi, dan tidak ada komunikasi tanpa hadirnya bahasa. Tentu bukan perkara mudah menjembatani 248 juta orang dengan wilayah yang terbagi dalam belasan ribu pulau dan 726 bahasa daerah, untuk bersatu menggunakan bahasa persatuan. Namun tembok tinggi kokoh bernama “ketidakmungkinan” itu berhasil diruntuhkan dengan kehadiran bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Kristalisasi darah dan keringat para pejuang ketika dahulu untuk berbahasa Indonesia saja harus sembunyi-sembunyi, berimbas baik pada kemajuan bahasa persatuan Indonesia di masa sekarang.
Mungkin seperti sebuah ironi disaat ini banyak diantara kita terutama golongan anak muda khususnya kalangan pelajar, justru memiliki nilai kuantitatif ujian nasional untuk mata pelajaran bahasa asing yang lebih baik ketimbang bahasa Indonesia, sekalipun terdapat tingginya intensitas penggunaan bahasa persatuan ini dikalangan pelajar. Memang taraf kebahasaan bukanlah dinilai dari seberapa besar nilai yang didapatkan siswa di sekolah, melainkan dari seberapa besar rasa hormat mereka terhadap bahasa pemersatu lebih dari 248 juta orang ini. Tetapi apakah tidak mengherankan jika bangsa lain saja mulai menyadari eksistensi bangsa ini, dengan mulai mempelajari bahasa Indonesia sedangkan kita sendiri meletakkan bahasa Indonesia sebagai dinding tempat bersembunyi demi identitas pengakuan untuk mendapat label sebagai anak bangsa.
Istilah bahasa Indonesia yang baik telah dikenal oleh masyarakat secara luas dalam kehidupan sehari-hari. Namun pengenalan istilah tidak menjamin secara komperhensif konsep dan makna istilah bahasa Indonesia yang baik itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat bahwa bahasa Indonesia yang baik sama dengan bahasa Indonesia yang baku atau bahasa Indonesia yang benar. sebagian besar orang terkadang sulit untuk melakukan komunikasi yang interaktif satu sama lain, bukan berarti karena mereka tidak bisa berbahasa Indonesia yang baku dengan lancar. Bahasa Indonesia yang baku dan bahasa Indonesia yang benar belum tentu dapat menjamin tersampaikannya maksud dan tujuan kepada lawan bicara. Sehingga dibutuhkan susunan bahasa indonesia yang fleksibel yang artinya dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Pengetahuan masyarakat masih kurang tepat dan terbatas berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

 PEMBAHASAN                                                                                                                  
Untuk mempelajari bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari ada dua hal yang harus diperhatikan, yakni penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan penggunaan bahasa Indonesia yang benar. Bahasa Indonesia yang baik menurut Suharianto (1978 : 18); Moeliono (1988 : 19); dan Arifin (1993 : 9) adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma-norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab seperti di pasar, di warung kopi, di meja makan saat makan bersama, hendaknya digunakan bahasa Indonesia yang santai tidak terlalu terikat oleh aturan-aturan atau kaidah-kaidah kebahasaan. Dalam situasi resmi atau formal, misalnya : dalam kuliah, seminar, pidato, dan lain-lain hendaknya digunakan bahasa Indonesia ragam formal, yang selalu memperhatikan kaidah-kaidah kebahasaan. Itu berarti, bahasa Indonesia yang baik hendaknya memperhatikan situasi kebahasaan, dimana, kapan, dengan siapa bahasa itu digunakan.
Disisi lain, Arifin (1993 : 10) mengatakan bahwa bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia meliputi kaidah ejaan, pembentukan kata, penyusunan kalimat, penyusunan paragraf, dan kaidah penalaran. Jika semua kaidah itu ditaati secara seksama dan konsisten, pemakaian bahasa Indonesia itu dikatakan benar. Bila sebaliknya, pemakaian bahasa itu dianggap tidak benar. Dengan demikian, bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah penggunaan bahasa Indonesia yang memperhatikan norma-norma kemasyarakatan atau situasi yang berlaku. Jika situasi formal, bahasa yang dipakai sesuai dengan kaidah kebahasaan  yang berlaku dan bila situasi non formal cukup digunakan ragam santai atau ragam non baku.
Di masyarakat yang luas ini tidak sedikit masyarakat yang kurang mengetehui tentang EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) bahkan penggunaan ejaan lama banyak digemari masyarakat untuk suatu produk agar menarik pelanggan. Kita sebagai mahasiswa harus sensitive terhadap penggunaan ejaan yang masih menggunakan ejaan lama, untuk apa pemerintah meresmikan serta menyempurnakan ejaan jika dalam masyarakatnya tidak menggunakanya. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan bahasa Indonesia. Jika ada mahasiswa yang menggatakan bahwa menggambil program studi Bahasa Indonesia lalu masyarakatnya berkata “loh kok orang Indonesia menggambil jurusan bahasa Indonesia” masyarakat saja kurang paham dengan bahasa Indonesia kenapa mahasiswa dilarang untuk mempelajari lebih rinci lagi tentang bahasa Indonesia.
Begitu kurang diperhatikannya pendidikan bahasa Indonesia, semakin tampak ketika melihat banyak guru terutama di sekolah dasar mayoritas bukanlah guru dengan pendidikan bahasa Indonesia. Kebanyakan mereka hanya merangkap sebagai guru bahasa Indonesia disamping mata pelajaran keahliannya, demi menutupi kekurangan guru untuk mata pelajaran bahasa nasional tersebut. Dikalangan mayarakat pun terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam berbahasa. Banyak penggunaan bahasa yang sebenarnya kurang tepat dengan kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar namun justru dinilai sebagai sesuatu yang tepat. Tingginya intensitas pemakaian bahasa yang kurang tepat tersebut, menciptakan mindset bahwasanya kesalahan tadi merupakan suatu kebenaran mengingat begitu seringnya visual maupun auditori masyarakat menerima berbagai kata ataupun kalimat tesebut.

PENUTUP                                                                                                                                        
Bahasa Indonesia merupakan fenomena, sekaligus anugerah dari sang maha pencipta. Bahasa persatuan ini sudah seharusnya kita tanam dalam hati kita, kita rawat dan kita jaga, hingga ia tumbuh dengan kokoh diatas akar kuat yang mencengkeram erat hati kita, serta batang yang kokoh dalam rimbunan dedaunan lebat. Yang bahkan sekalipun ditebang ataupun dipotong tetap akan terus tumbuh tanpa terpengaruh kematian. Sampai pada suatu hari akan berbuah, lalu masak dan dapat kita petik untuk kita rasakan kemanisan serta manfaatnya.Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam sebuah kehidupan sosial. Bahasa juga merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat yang berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Didalam bahasa Indonesia yang terjadi di masyarakat saat ini dipengaruhi dari media cetak maupun media elektronik serta terbiasanya menggunakan bahasa gaul yang digunakan para anak remaja sekarang. Cara menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan kaidah ejaan atau ejaan yang disempurnakan. Manfaat yang kita peroleh dari penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah mempermudah dalam berkomunikasi dan dapat mempermudah dalam beradaptasi di lingkungan bermasyarakat. Inilah bahasa kita, bahasa persatuan, bahasa kebanggan, bahasa kebangsaan dan bahasa luhur yang sudah ada sejak entah kapan dan sampai kapan. Sudah seharusnya kita jaga dan kita rawat tanpa mempermasalahkan perbedaan yang ada diantaranya. Jika bukan kita lantas siapa lagi yang akan merawatnya? Inilah tugas kita semua sebagai warga Negara pengagung garuda, berjiwa merah-putih, berhati luas layaknya nusantara, bertekad kuat layaknya baja dengan tetap menjaga kesucian Bhineka tunggal Ika, ditanah surga tanah air beta, dan tetap bangga menjadi bagian dari warga masyarakat Negara Indonesia raya.

DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia` Dengan Baik dan Benar. Jakarta: Pustaka Jaya
Kartomihardjo, S. 1988. Bahasa Cermin Kehidupan Masyarakat. Jakarta: P2 LPTK
Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Prihartini, Niniek. Ejaan Yang Disempurnakan. Surabaya: Mitra Jaya Compugrafi



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berpacu Pada Waktu

Potret Kehidupan Tokoh Utama dalam Novel Pada Senja Yang Membawamu Pergi Karya Boy Candra