Kebiasaan
Aku masih menjerit dan menangis memanggil namamu ketika hendak tidur. Memang kebiasaan sukar ditinggalkan, bukan? dulu ketika aku tak bisa terlelap, aku akan meneleponmu dan mencurahkan segala isi kepalaku yang enggan berhenti merasakan pilu. Lalu kau akan mulai bernyanyi lagu kesukaanku dan membiarkanku tertidur. Aku masih simpan nomor teleponmu, tapi ketika aku hendak menelepon kau sudah tidak bisa dihubungi sama sekali. Entah sudah berapa kali mereka mencegahku untuk tak melakukan hal yang sama, tapi aku tetap gigih berharap nomor teleponmu masih yang lama.
Aku masih memesan makanan favoritmu, ketika aku sedang makan sendirian di cafe tempat kita makan dahulu. Aku masih menunggu kau datang untuk duduk di kursi yang sudah lama kosong. Aku masih menunggu kau untuk menghabiskan makananmu.
Aku masih di masa lalu, melakukan semua hal yang melibatkan kau dan aku. "Dimana kau sekarang?" tanyaku sambil duduk menatap ke luar jendela.
"Dia sudah tenang sejak enam bulan yang lalu. Ayo, kita pulang." mereka kembali membawaku ke tempat yang aku harus tuju.
Disinilah rumah baruku,
sayang.
Aku masih memesan makanan favoritmu, ketika aku sedang makan sendirian di cafe tempat kita makan dahulu. Aku masih menunggu kau datang untuk duduk di kursi yang sudah lama kosong. Aku masih menunggu kau untuk menghabiskan makananmu.
Aku masih di masa lalu, melakukan semua hal yang melibatkan kau dan aku. "Dimana kau sekarang?" tanyaku sambil duduk menatap ke luar jendela.
"Dia sudah tenang sejak enam bulan yang lalu. Ayo, kita pulang." mereka kembali membawaku ke tempat yang aku harus tuju.
Disinilah rumah baruku,
sayang.
Komentar
Posting Komentar