Lelaki Terbaik
Kamu, lelaki terbaik setelah ayahku. Lihat? aku berusaha sebisa diriku untuk tidak terlalu larut dalam kesedihan yang mendalam. Bukan, bukan karena aku tidak merasa hancur atas kehilangan dirimu, tapi aku sadar bagaimana di masa akhir hidupmu aku terus menerus dan selalu saja merepotkan dirimu. Tanpa pernah peduli waktu dan keadaan, kamu selalu siap dan ada untukku selama 24 jam. Kamu selalu menjaga, menemani dan menghiburku dengan cara-cara manismu. Lalu, setelah kamu ingin tenang di sisi-Nya, apakah pantas bila aku masih saja tak tau diri dengan menangisimu setiap waktu? Tidak, aku bukan lagi wanita egois, aku tidak mengusik kebahagiaanmu di alam sana dengan menangisimu terus menerus. Sudah cukup di dunia kubuat kamu repot dengan segala macam tingkah dan sikapku yang menyebalkan. Tapi, terkadang manusia biasa yang merasa paling benar dan tau segalanya merasa berhak menghakimi dan berkata seolah-olah aku tidak sedih atas kehilanganmu. Mereka lupa bahwa Allah tahu segalanya Kamu l...