Antara rindu dan jarak
Langit tahu bagaimana aku merindu, Ia menurunkan pilu dalam bentuk tetesan hujan yang mengerti rintihan hatiku. Jarak, ia jahat. Tak pernah memberi restu antara aku dan kamu untuk menciptakan temu. Aku merangkai semua harap sebisaku, menjadikan hal-hal tentangmu utuh di ruang waktuku. Mungkin tanpa sadar, akulah yang tak henti-hentinya memintamu untuk hadir, Walau harus kudapati kenyataan yang menyakitkan. Mungkin tanpa sadar akulah yang terus ingin berada di sampingmu, Meskipun pergimu telah jauh. Maaf, maaf aku belum bisa terlepas akan hadirmu. Aku masih terbayang bagaimana ragamu masih mendekapku utuh, dengan tatapan cinta yang selalu buatku luluh. Maaf, aku memang sudah seharusnya untuk menyadari bahwa kamu telah tiada. Kuterima kau yang pulang ke pangkuan-Nya, Terluka mengajariku bagaimana harus tetap baik-baik saja meskipun tak semudah itu. Sebab waktu tak menyembuhkan. Hanya bisa aku yang harus pulih sendiri. Untukmu kekasih Achmad Sabtun'nur