Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Penikmat Rindu dan Jarak
Doaku
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
-
Doaku hanya sesederhana ini, “Semoga, Tuhan mempertemukan dan menyatukan kita dengan cara yang sebaik-baiknya. Lalu setelahnya, tidak ada lagi alasan semesta memisahkan kita untuk kali kedua."
ARTIKEL ILMIAH PEMAHAMAN BAHASA INDONESIA YANG KURANG TEPAT DI MASYARAKAT DISUSUN OLEH: NAILATUL MAFAZAH (20151110008) PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA ABSTRAK Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke perguruan tinggi. Pada dasarnya fungsi bahasa indonesia adalah sebagai alat komunikasi sosial. Aktivitas manusia sebagai anggota masyarakat sangat bergantung pada penggunaan bahasa masyarakat setempat. Gagasan, ide, pikiran, harapan dan keinginan disampaikan malaui bahasa. Bahasa merupakan tanda yang jelas dari kepribadian manusia. Melalui bahasa yang digunakan manusia, maka dapat memahami karakter, keinginan, motif, latar belakang pendidikan, kehidupan sosial, pergaulan dan adat istiadat manusia itu sediri. Meskipun ditetapkan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia tidak serta merta jadi bahasa ibu bagi masyarakatnya. Ti...
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesustraan adalah sebuah karya sastra kreatif yang mengandung maksud dan tujuan pengarangnya. Sebuah karya sastra tidak berarti hanya memiliki ide, teori ataupun sistem pemikiran, akan tetapi pada sebuah karya sastra mengandung ide-ide dan sistem–sistem pemikiran ( Grace, 1956:6). Dengan kata lain, sebuah karya sastra mengandung bermacam ide, teori dan sistem pemikiran. Keseluruhan aspek ini berasal dari pengarangnya yang mempunyai peran penting dalam menggunakan ide–ide kreatif yang dituangkan dalam karya–karya mereka. Karya sastra pada hakikatnya adalah replika kehidupan nyata. Walaupun berbentuk fiksi, misalnya cerpen, novel, dan drama, persoalan yang disodorkan oleh pengarang tak terlepas dari pengalaman kehidupan nyata sehari-hari. Hanya saja dalam penyampaiannya, pengarang sering mengemasnya dengan gaya yang berbeda-beda dan syarat pesan moral bagi kehidupan manusia (Abdurrahman, 2003: 2). Menurut Jabrohim (2003: 59), karya sastra la...
Kurasa tidak ada hal yang lebih membahagiakan sekaligus mengerikan daripada menjadi seorang ibu, Ada malaikat-malaikat yang hadir, yang aku rawat, Namun tetap saja, dunia ini jahat dan aku takut tak bisa melindungi mereka dengan tepat. Aku masih membelai rambut hitam yang bergelombang itu sambil memeluk tubuh mungilmu yang ternyata sudah tidak semungil dulu lagi, Ada apa, Sayang? Kenapa mata manismu itu merah dan berair? Apa kamu terjatuh lagi saat kamu ingin menaiki anak tangga? Ada apa, Sayang? Kenapa bibir merah mudamu yang pucat itu bergetar dan kau gigit? Apa kamu takut ayah marah karena kamu pulang selarut ini? Ada apa, Sayang? Kenapa kamu memeluk dirimu sendiri? Apa kamu mimpi buruk lagi seperti saat kamu berumur 6 tahun dan ku biarkan kamu tidur sendirian? Ada apa, Sayang? Kenapa hidungmu memerah? Apa kamu terkena flu seperti saat kamu lupa membawa jas hujanmu kesekolah? Aku bertanya-tanya dalam hati, batinku tetap meringis. Ada apa, Sayang? Bukan. Bukan itu. Katamu; ...
Komentar
Posting Komentar